TARIKH TASYRI’ MASA KHULAFA’UR RASYIDIN

TARIKH TASYRI’
MASA KHULAFA’UR RASYIDIN

Pada masa ini, fiqh mulai berkembang, karena banyaknya bangsa asing yang masuk ke arab dan banyak terjadi kejadian yang tidak didapati pada zaman nabi  diantara sebabnya adalah sebagai berikut: Baca pos ini lebih lanjut

DI TURUNKANNYA AL QURA’N SECARA BERTAHAP

DI TURUNKANNYA AL QURA’N SECARA BERTAHAP
DALIL-DALIL
Firman Alloh SWT :
{قل نزله روح القدس من ربك بالحق ليثتت الذين أمنوا وهدى و بشرى للمؤمنين }
Artinya: “Katakanlah Jibril menurunkan Al qur’an dari Rabbmu dengan kebenaran untuk meneguhkanhati orang-orang yang beriman dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri” (Qs. An-Nahl : 102)
{وإن كنتم فى ريب ممّا نزّلنا على عبدنا }
Artinya: “Dan jika kamu meragukan Alquran yang kami turunkan kepada hamba(Muhammad)”
(Qs. Al Baqoroh : 23)
{قل من كان عدوا لجبريل فإنه نزله على قليك بإذن الله مصدقا لما بين يديه وهدى و بشرى للمؤمنين}
Artinya:” Katakanlah (Muhammad) Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka ketahuilah bahwa dialah yang telah menurunkan (Al qur’an) dengan izin Allah, membenarkan apa-apa (Kitab-kitab) terdahulu dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman”(Qs.Al Baqoroh : 97)
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa Al Qur’an diturunkan dari langit dunia kepada Rosululloh SAW secara berangsur-angsur. karena lafadz yang digunakan adalah التنزيل yang artinya diturunkan secara Berangsur-angsur. Bukan الإنزال yang artinya di turunkan secara langsung.
Contoh penggunaan lafadz dalam alquran: إنا انزلنه في ليللة القدر Dan إنا انزلناه في ليللة القدر
HIKMAH DI TURUNKANNYA AL QUR’AN SECARA BERTAHAP
1. SUPAYA MENENANGKAN HATI ROSULULLOH SAW
Rosululloh SAW di perintahkan agar berda’wah kepada manusia, maka ada diantara mereka ada yang menerimanya dan ada juga yang menolakknya bahkan sampai-sampai mencelanya.maka ketika Rosululloh SAW di selimuti kesedihan diturunkanlah ayat sebagai penghibur baginya. firman Alloh SWT :
فلا يحزنك قولهم, إن العزة لله جميعا وهو السميع العليم
Artinya: ‘dan janganlah engkau (Muhammad) sedih oleh perkataan mereka . Sungguh kekuasaan itu seluruhnya milik Alloh, Dia Maha mendengar, Maha mengetahui”(Qs. Yunus: 65)

2. PENENTANG DAN PELEMAH MAKAR-MAKAR ORANG MUSYRIKIN
Banyak diantara orang-orang musyrikin yang melontarkan perkataan yang tidak masuk akal untuk menghancurkan islam, maka Alloh SWT menurunkn ayat untuk menerangkan dan membantah mereka.
Dan juga pertanyaan yang batil seperti pertanyaan tentang hari kiamat atau disegerakan adzab, maka Alloh menurunkan ayat berkenaan tentang permasalahan tadi untuk menerangkanciri-ciri kebenaranya.

3. MEMPERMUDAH DIHAFAL DAN DI PAHAMI
Al Qur’an turun kepada umat yang tidak bisa membaca dan menulis,sehingga merka mengandalkan hafalan da ingatan. Mereka belajar bukan dengan tulisan ataupun buku, akan tetapi dengan riwayat.
4. SESUAI DENGAN PERISTIWA-PERISTIWA BARU DAN BERTAHAP DALAM PENETAPAN SYARI’AT.
MENUAI FAIDAH DARI DI TURUNKANYA AL QUR’AN SECARA BERTAHAP
DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Pada dasarnya Pembelajaran ilmiah bersandar pada dua aspek penting, yaitu: Pertama, menitik beratkan pada pemahaman. Kedua, mengembangkan kemampuan akal, diri dan tubuh dengan mengarahkannya kepada kebaikan dan jalan kebenaran.
Penurunan Al Qur’an secara bertahap sangat membantu umat dalam menghafal, memahami, mempelajari, merenungi kandunagn maknanya, serta mempermudah dalam mengamalkannya. Diantara tahap awal penurunan Al Qur’an adalah perintah tentang mambaca dan mempelajari pentingnya tulisan. ALLAH SWT berfirman :
Artinya:“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam” (Qs. Al Alaq : 1-5)
Di turunkan juga ayat tentang riba’, pewarisan, peperangan. Semua itu adalah tahapan – tahapan yang berperan penting dalam lemah dan kuatnya membentuk sebuah masyarakat yang islami.
Metode pembelajaran yang tidak menerapkan dua aspek penting diatas. Akan menuai kerugian dan umat tidak akan bisa memetik buah ilmu kecuali hanya terhenti dan terhambat.
Maka hikmah dari Al Qur’an yang di turunkan dengan bertahap adalah sebagai uswatun hasanah dalam metode pembelajaran dan sebagai permisalan dalam cara menyusun pelajaran yang mendidik serta dapat di jadikan pegangan bagi para pengajar.

Abdullah bin Abbas

Abdullah bin Abbas z

Nama dan Nasabnya.
Ia adalah Abdullah bin Abbas Al Quraisyi Al Hasyimi. Anak paman Rasulullah saw. Ibunya adalah bernama Ummu Fadhl Lubabah binti Al Harits Al Hilaliyah.

Kelahirannya.
Ia dilahirkan ketika Bani Hasyim berada di Syi’b, tiga atau lima tahun sebelum hijrah. Namun pendapat yang lebih kuat adalah tiga tahun sebelum hijrah.
Al Waqidi menerangkan, tidak ada perselisihan pendapat diantara para Imam bahwa Ibnu Abbas z dilahirkan di Syi’b ketika kaum Quraisy memboikot Abni Hasyim, dan ketika Nabi wafat ia baru berusia tiga belas tahun.

Perjalanan Hidupnya.
Ketika terjadi perang Siffin, beliau berada di Maisarah, kemudian diangkat menjadi gubernur Bashrah, selanjutnya menetap disana hingga Ali z terbunuh. Kemudian ia mengangkat Abdullah bin Al Harits sebagai penggantinya, menjadi gubernur Bashrah, sedangkan ia sendiri pulang ke Hijaz.

Keutamaan dan keilmuannya.
Rasulullah n pernah mendo’akan Ibnu Abbas: “Ya Allah! Fakihkan ia (Ibnu Abbas) terhadap agama, dan pandaikanlah ia terhadap takwil!”
Dalam riwayat yang lain Rasulullah n pernah mendo’akanya:”Ya Allah, ajarkanlah kepadanya hikmah dan takwil.”
Ibnu Abbas z dikenal dengan julukan Turjumatul Qur’an (juru tafsir Al Qur’an), Habrul Ummah (tokoh lama umat), dan Ra`isul Mufssirin (pemimpin para ahli tafsir Al Qur’an).
Keseriusan beliau kepada ilmu adalah dalam hal: meriwayatkan, belajar dan mengajarkannya, hingga nampaklah dan berbuahlah ilmu beliau, sehingga dapat mewariskan kepada umat berupa ilmu yang melimpah.
Tatkala Zaid bin Tsabit wafat, Abu Hurairah berkata:”Telah wafat tinta (ahli tulis menulis) umat ini, semoga Allah swt menjadikan Ibnu Abbas sebagai penggantinya”
Begitu pula saat umar ditanya tentang suatu ayat, ia berkata:”Menghadaplah kepada Ibnu Abbas dan tanyakan kepadanya, sungguh ia lebih mengetahui sesuatu yang tersisa dari apa-apa yang telah di turunkan Allah kepada Muhammad saw”
Ibnu Abbas juga luas pengetahuanya, beliau adalah sosok panutan bagi manusia dalam bidang Tafsir, Hadist, Fiqih dan Sya’ir”
Atha’ bercerita:”Aku tidak pernah melihat satupun majlis yang mulia semulia majlisnya Ibnu Abbas: di dalamnya terdapat banyak Fuqoha (ahli fiqih), dan sangat khosyah (tunduk). Sungguh para ahli fiqih senantiasa menyertainya, begitu pula para ahli al-qur’an dan para ahli sya’ir. Mereka semua barsumber pada suatu lembah yang luas (ibnu Abbas)”
Dari Mujahid berkata:” Ibnu Abbas z dijuluki dengan Al Bahr (lautan), karena banyak dan luas ilmunya.”
Ketika Ibnu Abbas Wafat, Muhammad bin Al Hanafiyah berkata:”Telah meninggal robbani umat ini”
Ibnu Abbas berkata:”Umar bin Khatab pernah bertanya kepadaku padahal aku sedang bersama para tokoh sahabat rosulullah saw”
Berkata thowus:”Aku menjumpai Ibnu Abbas bersama 50 sahabat Rasulullah saw, apabila Ibnu Abbas menyebutkan sesuatu maka mereka menyelisihinya, dan ia tidak beranjak sehingga para sahabat mengakui (kebenarannya), yakni perihal keluasan periwayatannya serta keabsahan hujjahnya”
Al A’masy berkata :”Ibnu Abbas z, jika kamu melihatnya maka akan berkata:” bahwa dia adalah manusia yang paling tampan, bila dia berkata maka kamu akan mengatakan:” bahwa dia adalah manusia yang paling fasih, jika dia berbicara maka kamu akan mengatakan:” bahwa dia manusia yang paling pandai.”

Wafatnya.
Ia wafat di Thaif pada tahun 68 H, ini berdasarkan pendapat yang paling benar.