Biografi Ibnu Rusyd

I. Nama, Nasab, kunyah, laqob dan latar belakang keluarganya

Nama Ibnu Rusyd di nisbahkan kepada 3 ulama’ yang masih mempunyai hubungan kekeluargaan, rincinya adalah:

1. Ibnu Rusyd Al Jadd (….)
– Nama : Muhammad bin Ahmad bin Ahmad Al Maliki.
– Beliau adalah pendiri keluarga besar Ibnu Rusyd.
– Dikenal sebagai pakar fiqih terkemuka, dijadikan rujukan ilmiyah dalam masalah fiqih dan banyak menyelesaikan masalah umat di Andalusia.
– Juga menguasai/pakar dalam disiplin Ilmu Faro’id dan Ushul.
– Pada tahun 115 H, dinobat sebagai hakim di Qordova, dari sini beliau semakin terkenal sampai ke berbagai negri di Andalusia dan terus menyebar sampai ke Maghrib.

2. Ibnu Rusyd Al Ab (….)
– Nama : Ahmad bin Muhammad.
– Kunyah : Abu Al Qosim.
– Beliau mengikuti jejak ayahnya (Ibnu Rusyd Al Jadd) dalam belajar dan meniti karir, akhirnya beliaupun dapat menjabat sebagai hakim di Qordova.

3. Ibnu Rusyd Al Ibn (520/595 H)
– Nama : Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Ahmad bin Rusyd Al Hafidz Al Qurtuby Al An Dalusy Al Hakim
– Kunyah : Abu Al Walid.
– Laqob : Dikenal dengan julukan Ibnu Rusyd Al Hafidz, Ibnu Rusyd Al Ibn atau Ibnu Rusyd Al Asghar.
– Asal Keluarga : terhormat dan taat beragama (priyai), terpandang seantero Andalusia.
– Dilahirkan di Qordova, dari tanah kelahirannya lahir pula banyak Ulama’ selain beliau.

II. Sifat-sifatnya
– Memiliki banyak sekali sifat agung dan akhlaq yang mulia.
– Beliau adalah sosok cendikia muslim yang sangat tawadhu’.
– Berakal jernih, cerdas, berkemampuan menganalisa yang hebat, berwawasan luas, ahli sejarah. Dll
– Tergolong bebas (leluasa) dalam berfikir, tidak terkungkung (jumud) dalam kubang taklid belaka. Akan tetapi dengan kapabilitas ilmu yang sebegitu hebatnya dan kekuatan akal yang kuat. Beliau mempu menelurkan gagasan-gagasan baru dalam khazanah ilmiyah. Semoga peran andil dalam berbagai karya ilmiyahnya dapat bebuah kebaikan hingga akhir zaman nanti.

III. Guru-Gurunya
1. Ayahnya sendiri Abu Qasim (Ibnu Rusyd Al Ab), berkat bimbingan beliau Ibnu Rusyd dapat menghafal “Al Muwatho”.
2. Belajar Kedokteran kepada Abi Marwan Al Balansy dan Abu Ja’far Harun
3. Belajar Fiqih kepada :
– Al Hafidz Ibnu Muhammad bin Rizq
– Abu Al Qosim bin Basywal
– Abu Ja’far bin Abdul Aziz
– Abu Abdillah Al Maziny
– Abu Marwan bin Murroh
– Abu Bakar Samhun
4. Belajar Ilmu Filsafat kepada Abu Ja’far Harun

IV. Murid-Muridnya
1 Abu Muhammad Al Hautillah
5. Abu Al Hasan bin Sahal bin Malik
6. Abu Ar Rabi’ bin Sahal
7. Abu Bakar bin Jahur
8. Abu Al Qasim bin Al Tulaisan
9. Al Ustadz Abu Bakar bin Yahya Al Qurtuby
10. Abu Ja’far Ahmad bin Sabiq

V. Karirnya
Khalifah Yusuf bin abdul Mu’min, menyerahkan mandatnya kepada Ibnu Rusyd dalam beberapa hal, antara lain :
1. Menjadi hakim di kota “Asybiliyah” pada tahun 565 H/1169 M
2. Menjadi dokter khusus kholifah di ” Marokish” 578 H/ 1171 M
3. beberapa waktu setelah itu beliau dinobat sebagai hakim di Qordova, mengikuti jejak ayah (Al Ab) dan kakeknya (Al Jadd).

VI. Hubungan Ibnu Rusyd dengan Ilmu Filsafat pada zamannya
Gencarnya pergerakan pemikiran serta berkembang pesatnya ilmiyah yang terjadi pada dinasti Muwahidin (Daulah pada masa Ibnu Rusyd), nampak banyak sekali tersebarnya filsafat dan pemikiran.
Beliau termasuk pakar cendikiawan pada masanya, ia dapat mempengaruhi pemerintah dan dirinya dengan ilmu filsafat.
Begitupula dengan seorang filosof terkenal rekan Ibnu Rusyd bernama Ibnu Tufail. Ia berperan dalam melakukan semacam studi banding antara ia dan Amirul Mukminin. Sehingga dengan pengaruhnya ia dapat mengajak Ibnu Rusyd untuk bersama-sama mendampingi raja dengan tujuan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah demi kemajuan Ilmu pengetahuan pada waktu itu.
Ibnu Zuhr berperan penting dalam menopang Ilmu Kedokteran Ibnu Rusyd. Disaat Ibnu Rusyd tengah mengarang kitab “Al Kuliyat” yang menerangkan tentang penyakit secara global. Sebenarnya ia bertekad untuk mengarang lebih dari itu, namun serasa tidak sanggup karena kesibukan beliau yang teramat sangat, sehingga Ibnu Zuhr sebagai seorang rekan bertekat untuk menerangkan ajarannya dengan mengarang kitab “At Taysir Fi Al Mudawah Wa At Tadbir”.
Selanjutnya adalah Ibnu Bahjah, Murid Ibnu Rusyd dari kitab-kitab filsafatnya, sehingga pendapat dan pemikiran Ibnu Bahjah terbentuk oleh berbagai karangan Ibnu Rusyd terutama dalam hal filsafat.

VII. Kedudukan Ibnu Rusyd dari segi keilmuannya
Beliau berhasil dalam menggabungkan antara Filsafat dengan Ajaran Islam. Atas kelebihan ini membuatnya berkedudukan mulia di hadapan kaum muslimin. Beliau mampu mendudukan antara Turost Filsafat Islamy dengan pergelakan Eropa sekarang.
Tidak sebatas dalam ilmu filsafat saja, bahkan Kedokteran, Fiqih, Ilmu Kalam, Astronomi, Adab, Arobiyah, dsb.

VIII. Karangan Ibnu Rusyd
– Secara global ada tiga bagian:
1. Bagian yang terhimpun dari karangan syakhsiyah beliau sendiri, menunjukan akan pintarnya akal beliau.
2. Mensyarah hal-hal yang tidak difahami oleh para pembaca
3. Mentalkhis demi mempermudah pembahasan

– karangan beliau per-disiplin Ilmu:
1. Ilmu Kalam
– Hashalah Filsafat
– Asybiliyah (575 H/1179 M) mengkritik mutakalimin
2. Ilmu Fisafat
– Tohafut Tohafut
– Muqadimah (tahshil)
3. Kedokteran
– Al Kuliyat
4. Nahwu
– Dhomri An Nahwi
5. Ushul
– Mukhtashor Mustasyfa
6. Fiqih
– Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid
7. yang lainnya: Hayawan, Masa’il, Jawami’ Al Kutub Aristoteles, talkhis kutub Aristoteles.

IX. Anak-Anaknya
Anak-anaknya mengikuti jejak Ibnu Rusyd dalam menimba ilmu dan berkarya, diantara yang terkenal adalah Abu Muhammad Abdullah seorang dokter.

X. Wafatnya
Wafat di Marokhish pada tanggal 9 Safar 595 H/1198 M.

Maraji’ : Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid